Jangan Mencaci Orang yang Sudah Mati
9 February 2021 § Leave a comment
لا تسبوا الأموات فإنهم قد أفضوا إلى ما قدّموا
“Jangan mencaci orang-orang yang sudah mati. Sebab, mereka sudah sampai di fase untuk menerima ganjaran perilaku baik dan balasan perilaku buruk saat di dunia.”
« Read the rest of this entry »Mengaku Melihat Nabi, Padahal Yang Dilihat Setan
17 December 2020 § Leave a comment
“Banyak orang melihat sosok yang mereka sangka sebagai Nabi atau orang saleh atau Khidir, padahal sosok tersebut setan.”
Demikian kata Ibnu Taimiyah dalam “Majmu al-Fatawa”.
Hukum Memperingati Maulid Nabi
29 October 2020 § Leave a comment
Dalam sudut pandang kaidah fikih, ushul fikih, dan fikih
Dawuh Kanjeng Nabi,
ما أحل الله فهو حلال وما حرم الله فهو حرام وما سكت عنه فهو عفو فاقبلوا من الله عافيته فإن الله لم يكن لينسى شيئا
“Apa yang dihalakan oleh Allah maka halal. Apa yang diharamkan oleh Allah maka haram. Apa yang didiamkan oleh Allah, itu adalah ampunan (afwun). Terimalah pengampunan Allah. Sebab, Allah benar-benar tidak lupa sama sekali (Hadis hasan, riwayat al-Bazzar dan al-Thabrani).
« Read the rest of this entry »Hadis Tasyabbuh
31 December 2019 § Leave a comment
Di masyarakat kita, setidaknya ada dua nas agama—dalam konteks ini, hadis Nabi—yang popularitasnya meningkat pada momen-momen tertentu. Yang pertama, hadis إن الله وتر يحب الوتر . Kerap diterjemahkan “Allah itu ganjil. Dia menyukai ganjil”. “Ganjil” di situ bukan berarti “aneh”, melainkan “gasal”, lawan kata “genap”. Hadis ini biasa segera populer pada momen pilpres, terutama terkait nomor urut pasangan capres-cawapres. Sebagian oknum pendukung capres dan cawapres bernomor urut ganjil akan menjadikan hadis itu sebagai seolah-olah legitimasi keagamaan bahwa pasangan capres-cawapresnya adalah yang diridai Tuhan. (Anda bisa membaca penjelasan hadis itu di sini. Silakan klik).
Yang kedua, hadis yang dikenal dengan “hadis tasyabbuh”. « Read the rest of this entry »
Guyon Sunah Nabi?
19 November 2019 § Leave a comment
“Tidak ada orang yang marah pada humor, kecuali orang yang kaku. Tidak ada orang yang menghindari komedi, kecuali orang yang berpikiran sempit.” Al-Jahiz (w. 255/868)
Tulisan ini dibuat pada Rabiul Awal. Bulan Maulid saat banyak kaum muslim mengenang kelahiran Nabi Muhammad. Mengungkapkan cinta dengan ekspresi masing-masing yang barangkali menggambarkan kesan yang bersangkutan tentang Sang Rasul. Termasuk artikel ini; melihat Nabi dari sisi yang sangat manusiawi. Dan memang dibuat untuk merayakan hari kelahiran Sang Nabi. « Read the rest of this entry »
Memahami Makna Sunnah
2 August 2019 § 1 Comment
Belakangan, kata “sunnah” digunakan di ranah yang lebih luas dan melampaui koridor ilmu keislaman yang telah umum dikenal secara akademis. Maka, pada era ini, kita dengar istilah “ustadz sunnah” atau “masjid sunnah”. Sebagian orang menggunakan kata “sunnah” untuk menyebut pihak lain sebagai “bukan sunnah” atau “antisunnah” yang menyiratkan konskuensi bahwa yang “bukan sunnah” atau “tidak sunnah” itu adalah penyimpangan.
« Read the rest of this entry »
Anak Kidal
30 July 2019 § Leave a comment
Anak pertama saya kidal. Fasih menggunakan tangan kiri saat makan dan menulis.
Rasulullah bersabda, « Read the rest of this entry »