Kenapa Mazhab Syafii Mayoritas dan Salafi-Wahabi Minoritas di Indonesia?
17 February 2022 § Leave a comment
Salah satu kaidah dalam Mazhab Syafii yang membuat mazhab ini tampak inklusif adalah
الأصل في الأشياء الإباحة حتى يدل الدليل على التحريم
“Pada dasarnya, sesuatu itu boleh, sampai ada dalil yang melarang.”
Semua mubah sampai ada dalil yang mengharamkan.
Atau,
الحرام ما دل الدليل على تحريمه
“Haram adalah sesuatu yang ada dalil keharamannya.”
Selama tidak ada dalil yang melarang, mengharamkan, berarti boleh. Mubah.
Yang penting gak ada larangan, pokoknya boleh.
Berbeda dengan Mazhab Hanafi yang berprinsip sebaliknya.
الأصل في الأشياء التحريم حتى يدل الدليل على الإباحة
Atau,
الحلال ما دل الدليل على حله
Pokoknya, semua haram, sampai ada dalil yang membolehkan.
Kalau gak ada dalil yang menghalalkan, berarti haram.
Uniknya, secara praktik, kaidah Mazhab Hanafi ini banyak dipakai oleh para ustad Salafi-Wahabi.
Lah, umat sini kan ekspresif ya: senang perayaan, peringatan, hajatan, dan budaya keramaian lainnya. Karenanya, umat sini, juga bangsa ini, punya banyak tradisi dan kebudayaan.
Umat yang ekspresif akan lebih merasa cocok dan nyaman dengan mazhab yang berwatak inklusif. Terbuka. Menerima. Mengayomi.
Dan itu Mazhab Syafii
Hanya gondelan pada Mazhab Syafii saja umat sini bisa menjalankan tradisi dengan nyaman dan valid secara agama.
Makanya, bisa jadi, itulah sebab Mazhab Syafii mayoritas di sini. Bukan Salafi-Wahabi.
Mazhab Syafii dan Salafi-Wahabi itu sama-sama benar. Bedanya, Mazhab Syafii cocok dengan mayoritas umat sini, Salafi-Wahabi cocok dengan minoritas umat sini.
Bagaimana enggak?! Umat yang ekspresif dan menyenangi perayaan dan peringatan tentu gak cocok dengan mazhab “serba haram” yang gak bisa mengayomi beragam ekspresi kebudayaan.
Mayoritas umat sini lebih senang pada mazhab yang mengatakan wayang itu prinsipnya boleh. Wong, dalil yang menghalalkan gak ada, dalil yang mengharamkan juga gak ada. Kan emang gak ada ayat-hadis wayang.
Jadi, ya, wayang itu mubah. Tapi, bisa makruh kalau begini. Bisa haram kalau begitu.
Begitulah pola pikir Mazhab Syafii. Ngajak mikir. Enak.
Bukan pada aliran yang … pokoknya haram!
Yang begitu gak cocok sama mayoritas umat sini.
•
Tapi, ya, kaitan kenapa Mazhab Syafii menjadi anutan mayoritas umat sini itu tipi-tipis berbau cocokologi, meski rasa-rasanya betul juga.
Semacam hikmah gitulah. Bahwa Mazhab Syafii memang rahmat untuk umat sini.
Semacam hikmah juga kenapa warga Saudi bukan Nahdliyin.
Coba, bayangkan Arab Saudi jadi negara Nahdliyin.
Leave a Reply