Nabi Ibrahim dan Seorang Majusi
15 April 2014 § Leave a comment
Futuwwah adalah makam atau tingkatan yang mesti dilewati oleh seorang salik dalam menempuh jalan panjang spiritual. Makam ke-31 dari 49 makam-makam menurut Abu al-Qasim al-Qusyairi sebagaimana dipaparkan dalam karyanya, al-Risalah al-Qusyairiyyah fi ‘Ilm al-Tashawwuf.
Beragam makna futuwwah. Di antaranya adalah “kau mengajak makan orang lain tanpa melihat ia orang kafir atau seorang wali”. Berbuat baik kepada siapa pun atau apa pun semata sebagai sesama makhluk Tuhan.
Dikisahkan, seorang majusi bertamu kepada Nabi Ibrahim. Nabi bersedia menjamu si majusi, “Dengan syarat kau mau menyembah Allah,” kata Nabi. Majusi menolak dan memilih pergi.
Tuhan kemudian menyampaikan wahyu kepada Nabi, “Dalam lima puluh tahun kekufurannya, Aku tetap memberi kehidupan kepada majusi itu.”
Nabi Ibrahim merasa menyesal, lalu menyusul si majusi dan meminta maaf. Ia seperti ditegur secara sangat halus: tak perlu menuntut si majusi untuk mengubah keyakinannya sebagai imbalan untuk sebuah perjamuan yang mungkin hanya sebentar dan tak seberapa, sementara Tuhan saja tak menuntut apa-apa untuk seluruh kehidupan yang Ia berikan kepada majusi. Memberi tanpa syarat.
Singkat cerita, si majusi beralih menjadi penyembah Allah berkat sikap manis Nabi Ibrahim.
Leave a Reply