Musim Hujan
6 October 2009 § Leave a comment
Awan-awan bergerombol.
Wajah mereka kelam, seram.
O, Tuhan, jangan kautitipkan
atau bahkan sekedar menceritakan
meski sedikit amarahmu kepada mereka.
Aku takut, mereka salah paham,
lalu dengan geram akan mengayun-ayunkan halilintar, menebar badai.
Jika marah dan Kau tak mau menyimpan sendiri amarahmu,
ceritakan saja pada hatiku. Jika mampu, akan kusimpan itu.
*Setelah membaca puisi Gus Mus di salah satu [bukan] buku [puisi]-nya, Mencari Bening Mata Air, selain setelah musim kemarau berlalu dan musim hujan melaju. Sebut saja, aku menirunya.
Leave a Reply